Bagaimana kebijakan politik luar negeri Daulah Abbasiyah diterapkan pada masa pemerintahan khalifah Ja far Al Mansur?

REPUBLIKA.CO.ID, Abu Ja'far Al-Manshur menjabat khalifah kedua Bani Abbasiyah menggantikan saudaranya Abul Abbas As-Saffah. Abu Ja'far Al-Manshur adalah putra Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib yang juga saudara kandung Ibrahim Al-Imam dan Abul Abbas As-Saffah. Ketiganya merupakan pendiri Bani Abbasiyah.

Ketikah Khalifah Abul Abbas As-Saffah meninggal, Abu Ja'far sedang menunaikan ibadah haji bersama Panglima Besar Abu Muslim Al-Khurasani. Yang pertama kali dilakukan Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur setelah dilantik menjadi khalifah pada 136 H/754 M adalah mengatur politik dan siasat pemerintahan Bani Abbasiyah. Jalur-jalur pemerintahan ditata rapi dan cermat, sehingga pada masa pemerintahannya terjalin kerjasama erat antara pemerintah pusat dan daerah. Begitu juga antara qadhi (hakim) kepala polisi rahasia, kepala jawatan pajak, dan kepala-kepala dinas lainnya.

Selama masa kepemimpinannya, kehidupan masyarakat berjalan tenteram, aman dan makmur. Stabilitas politik dalam negeri cenderung aman dan terkendali, tidak ada gejolak politik dan pemberontakan-pemberontakan.

Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur sangat mewaspadai tiga kelompok yang menurutnya dapat menjadi batu sandungan Bani Abbasiyah dan dirinya. Kelompok pertama dipimpin Abdullah bin Ali, adik kandung Muhammad bin Ali, paman Abu Ja'far sendiri. Ia menjabat panglima perang Bani Abbasiyah. Kegagahan dan keberaniannya dikenal luas. Pengikut Abdullah bin Ali sangat banyak serta sangat berambisi menjadi khalifah.

Kelompok kedua dipimpin Abu Muslim Al-Khurasani, orang yang berjasa besar dalam membantu pendirian Dinasti Abbasiyah. Karena keberanian dan jasa-jasanya, ia sangat disegani serta dihormati di kalangan Bani Abbasiyah. Masyarakat luas banyak yang menjadi pengikutnya. Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur khawatir pengaruh Abu Muslim terlalu besar terhadap pemerintahan Bani Abbasiyah.

Kelompok ketiga adalah kalangan Syiah yang dipimpin pendukung berat keturunan Ali bin Abi Thalib. Masyarakat luas banyak yang simpati karena dalam melakukan gerakan mereka membawa nama-nama keluarga Nabi Muhammad Saw.

Setelah berhasil mengantisipasi kelompok-kelompok yang dapat menjadi batu sandungan pemerintahannya, Al-Manshur kembali dapat mencurahkan perhatiannya pada pengembangan kebudayaan dan peradaban Islam. Ia adalah orang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga memberikan dorongan dan kesempatan yang luas bagi cendekiawan untuk mengembangkan riset ilmu pengetahuan. Penerjemahan buku-buku Romawi ke dalam bahasa Arab, yang menjadi bahasa internasional saat itu dilakukan secara khusus dan profesional. Ilmu falak (astronomi) dan filsafat mulai digali dan dikembangkan.

Pada awal pemerintahannya, Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur benar-benar meletakkan dasar-dasar ekonomi dan keuangan negara dengan baik dan terkendali. Oleh sebab itu, tidak pernah terjadi defisit anggaran besar-besaran. Kas negara selalu penuh, uang yang masuk lebih banyak daripada uang keluar. Ketika Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur meninggal dunia, harta yang ada dalam kas negara sebanyak 810.000.000 dirham.

Ada kisah menarik tentang Abu Ja'far Al-Manshur dan Abu Hanifah. Ketika selesai membangun Baghdad, Abu Ja'far mengundang para ulama terkemuka. Imam Abu Hanifah termasuk di antara mereka.

Saat itulah Abu Hanifah ditawari sebagai Hakim Tinggi (Qadhi Qudha). Namun Abu Hanifah menolak keras. Ketika diancam agar bersedia memegang jabatan itu, Abu Hanifah mengucapkan kalimat yang dicatat sejarah, "Seandainya anda mengancam untuk membenamkanku ke dalam sungai Eufrat atau memegang jabatan itu, sungguh aku akan memilih untuk dibenamkan."

Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur amat murka. Apalagi ketika ia mendapatkan laporan bahwa sang imam menaruh simpati pada gerakan Muhammad bin Abdullah di Tanah Hijaz. Abu Hanifah ditangkap dan dipenjara hingga meninggal.

Selain meletakkan pondasi ekonomi, Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur juga menertibkan pemerintah untuk memperkuat kekuasaan Bani Abbasiyah. Penertiban ini dilakukan dalam bidang administrasi dan mengadakan kerjasama antar pejabat pemerintahan dengan sistem kerja lintas sektoral.

Khalifah Al-Manshur juga mengadakan penyebaran dakwah Islam ke Byzantium, Afrika Utara dan mengadakan kerjasama dengan Raja Pepin dari Prancis. Saat itu, kekuasaan Bani Umayyah II di Andalusia dipimpin oleh Abdurrahman Ad-Dakhil.

Menjelang pengujung 158 H, Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Namun dalam perjalanan ia sakit lalu meninggal dunia. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan memerintah selama 22 tahun. Jenazahnya dibawa dan dikebumikan di Baghdad.

sumber : Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni

Bagaimana kebijakan politik luar negeri Daulah Abbasiyah diterapkan pada masa pemerintahan khalifah Ja far Al Mansur?

pororopororo136 pororopororo136

Jawaban:

Kebijakan Abu Jafar Al-Mansur dalam Bidang Politik sebagai berikut :

1. Membenahi administrasi pemerintahan dan kebijakan politik.

2. Menaklukkan kembali daerah-daerah yang melepaskan diri, dan menerbitkan keamanan di daerah perbatasan.

3. Membuat perjanjian damai dengan Kaisar Constantine V dan mengadakan genjatan senjata sekitar tahun 758-765.

Penjelasan:

Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur merupakan Khalifah kedua Bani Abbasiyah. Ia dilahirkan di al-Humaymah, kampung halaman keluarga Abbasiyah setelah migrasi dari Hejaz pada tahun 687-688. Ayahnya adalah, Muhammad, cicit dari Abbas; ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, adalah wanita dari suku Barbar.

#SemogaMembantu :)

  • Bagaimana kebijakan politik luar negeri Daulah Abbasiyah diterapkan pada masa pemerintahan khalifah Ja far Al Mansur?

  • ya dari buku lah klok nggk dari artikel

  • lah lu minta jawaban aja repot amat

  • google bisa tau semua, tapi... yang nulis artikel di google tau dari mana ?

Linda Wati, NIM.: 16120024 (2021) KEBIJAKAN POLITIK KHALIFAH ABU JA’FAR AL- MANSHUR PADA DINASTI ABBASIYAH TAHUN 754-775 M. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Bagaimana kebijakan politik luar negeri Daulah Abbasiyah diterapkan pada masa pemerintahan khalifah Ja far Al Mansur?

Bagaimana kebijakan politik luar negeri Daulah Abbasiyah diterapkan pada masa pemerintahan khalifah Ja far Al Mansur?

Preview

Text (KEBIJAKAN POLITIK KHALIFAH ABU JA’FAR AL- MANSHUR PADA DINASTI ABBASIYAH TAHUN 754-775 M.)
16120024_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
Bagaimana kebijakan politik luar negeri Daulah Abbasiyah diterapkan pada masa pemerintahan khalifah Ja far Al Mansur?
Text (KEBIJAKAN POLITIK KHALIFAH ABU JA’FAR AL- MANSHUR PADA DINASTI ABBASIYAH TAHUN 754-775 M.)
16120024_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Abu Ja’far al-Manshur merupakan khalifah kedua pada Dinasti Abbasiyah, yang mana ia menjabat selama 22 tahun (754-775 M). Pada masa pemerintahannya, al-Manshur menetapkan beberapa kebijakan pada Dinasti Abbasiyah, sehingga ia dapat membawa dinasti tersebut pada masa kejayaan. Namun, hal yang terpenting yakni kebijakan tentang perubahan sistem kekuasaan atas jabatan khalifah pada masa al-Manshur. Penelitian ini difokuskan pada kondisi Dinasti Abbasiyah pada masa al-Manshur, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh al-Manshur, dan pengaruh dari kebijakan tersebut terhadap Dinasti Abbasiyah. Peneliti menggunakan pendekatan politik serta teori kebijakan yang dikemukakan oleh Theodore Lowi. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang melalui empat tahap, yaitu: heuristik atau pengumpulan data, verifikasi yang merupakan kritik terhadap data yang sudah terkumpul, kemudian interpretasi atau penafsiran data, dan yang terakhir historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan politik yang ditetapkan oleh al-Manshur dapat memajukan peradaban Dinasti Abbasiyah, hal ini ditunjukkan dengan sistem pemerintahan yang lebih tertata, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, dan keamanan yang lebih diperketat, sehingga sebanyak apapun musuh menyerang, al- Manshur dapat menumbangkan mereka. Penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi penelitian selanjutnya serta dapat menambah pengetahuan untuk mahasiswa jurusan sejarah, selain itu juga dapat dijadikan salah satu bacaan untuk mengingat ulang tentang sejarah klasik.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

Bagaimana kebijakan politik luar negeri Daulah Abbasiyah diterapkan pada masa pemerintahan khalifah Ja far Al Mansur?
View Item